Pemerintah Indonesia Optimis Pertumbuhan Ekonomi 5,3% - 5,6%

27 Feb 2024

Updates

Pemerintah Indonesia Optimis Pertumbuhan Ekonomi 5,3% - 5,6%

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan pelemahan sebesar -0,15% dan ditutup di level 7,283 pada perdagangan hari Senin (26/02). Sektor yang mengalami pelemahan terbesar yaitu sektor kesehatan -1,62%, basic materials sebesar -1,39% serta sektor teknologi -0,42%. IHSG masih memiliki valuasi yang menarik dibanding dengan negara EM lainnya, dimana nilai Price Earning to Ratio (PER) bernilai 12,83x dan Price to Book Value (PBV) bernilai 2,13x.

Sejalan dengan pelemahan IHSG, foreign investor secara harian mencatatkan aksi jual bersih (net sell) yaitu senilai Rp 846 miliar. Sehingga posisi YTD (year to date) investor asing net buy dengan total senilai Rp 21,08 triliun

Pemerintah Indonesia berencana mencapai pertumbuhan ekonomi antara 5,3% - 5,6% pada tahun 2025. Pemerintah juga menetapkan target untuk mengurangi tingkat kemiskinan menjadi 6-7% dan tingkat pengangguran terbuka menjadi 4-5%. Setelah 30 tahun mengalami middle income trap, Indonesia bermaksud untuk keluar dari kondisi tersebut pada tahun 2038 dengan membidik pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 7% atau setidaknya 6%.

Wall Street pada hari Senin (26/02) ditutup mayoritas melemah. Dimana Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah -0,16% ke level 39,069. Indeks S&P 500 melemah -0,38% ke level 5,070 dan indeks Nasdaq Composite mengalami pelemahan sebesar -0,13% ke level 15,976.

Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun naik mendekati 4,29%, mendekati level tertinggi tiga bulan sebesar 4,32% pada tanggal 22 Februari, karena penjualan rumah baru di bulan Januari tidak sesuai dengan prediksi pasar sebab suku bunga hipotek yang terus-menerus tinggi. Sementara dari pasar Asia, tingkat inflasi tahunan di Jepang turun menjadi 2,2% pada bulan Januari 2024 dari 2,6% pada bulan sebelumnya, yang merupakan angka terendah sejak Maret 2022.

Kinerja reksadana secara harian mayoritas melemah. Seperti jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan sebesar -0,34%, diikuti reksadana campuran yang melemah sebesar -0,32%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,04% dan terakhir reksadana pendapatan tetap mengalami penguatan sebesar +0,04%.

Pergerakan reksadana secara harian dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, melemahnya sektor kesehatan dan material dasar yang cukup dalam ikut menyeret kinerja reksadana saham dan reksadana campuran. Sementara imbal hasil SBN 10 tahun yang bergerak turun ke level 6,54% ikut mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap positif.  Diprediksi selama sepekan kedepan financial market masih akan bergerak volatile mengingat akan banyak rilis data ekonomi makro penting pada pekan ini. Dengan keadaan market seperti saat ini, sikap Wait and See mungkin bisa menjadi pilihan yang paling baik agar terhindar dari kerugian.


#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow

floating-whatsapp

Alamat Baru Invesnow

Sequis Tower Lt. 18 Unit 2A, 3, dan 5A
Jl. Jend. Sudirman No. 71
Kel. Senayan, Kec. Kebayoran Baru
Jakarta 12190
telp: 021 - 50924098

Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?

Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang

logo
ojk
ojk

Newsletter

Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.

© 2024 PT Invesnow Principal Optima