Kenaikan Yield Obligasi AS, Membebani Pasar Saham Global

30 Mei 2024

Updates

Kenaikan Yield Obligasi AS, Membebani Pasar Saham Global

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan pelemahan sebesar -1,56% dan ditutup di level 7,140 pada perdagangan hari Rabu (29/05). Sektor yang mengalami pelemahan terbesar yaitu sektor basic materials -3,64%, non-cyclicals sebesar -1,65%, serta sektor kesehatan -0,81%.

Sejalan dengan pelemahan IHSG, foreign investor secara harian mencatatkan aksi jual bersih (net sell) yaitu senilai Rp 1,66 triliun. Sehingga posisi YTD (year to date) investor asing net sell dengan total senilai Rp 4,99 triliun.

Pemerintah berencana mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2025, seperti yang diungkapkan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2025. Dalam laporan tersebut, diperkirakan bahwa pengurangan subsidi dan kompensasi energi secara keseluruhan akan menghasilkan efisiensi anggaran sekitar Rp 67,1 triliun per tahun. Sri Mulyani menjelaskan bahwa angka efisiensi tersebut telah dihitung berdasarkan APBN sebelumnya serta asumsi kurs dan harga minyak.

Wall Street pada hari Rabu (29/05) bergerak melemah. Dow Jones bergerak melemah -1,06%, sedangkan S&P bergerak melemah -0,74%, dan Nasdaq bergerak melemah -0,58%.

Melansir CNBC Internasional, kinerja Indeks saham d Amerika Serikat (AS) tertekan seiring kenaikan risk free rate US10yr yang saat ini telah mencapai 4.6%. Imbal hasil yang lebih tinggi dapat menjadi berita buruk bagi investor saham, karena mengurangi jumlah investor yang bersedia membayar untuk membeli saham dan membuat investasi yang lebih aman, seperti Treasury bills dan dana pasar uang, menjadi lebih menarik. global 

Wall Street pada hari Rabu (29/05) bergerak melemah. Dow Jones bergerak melemah -1,06%, sedangkan S&P bergerak melemah -0,74%, dan Nasdaq bergerak melemah -0,58%.

Melansir CNBC Internasional, kinerja Indeks saham d Amerika Serikat (AS) tertekan seiring kenaikan risk free rate US10yr yang saat ini telah mencapai 4.6%. Imbal hasil yang lebih tinggi dapat menjadi berita buruk bagi investor saham, karena mengurangi jumlah investor yang bersedia membayar untuk membeli saham dan membuat investasi yang lebih aman, seperti Treasury bills dan dana pasar uang, menjadi lebih menarik. 

Kinerja reksadana secara harian mayoritas bergerak melemah. Reksa dana saham yang bergerak melemah sebesar -0,83%. Reksa dana campuran yang bergerak menguat sebesar -0,24%, sementara itu reksa dana pasar uang terapresiasi sebesar +0,01% dan terakhir reksa dana pendapatan tetap juga bergerak melemah -0,24%.

Rupiah kembali melemah pada perdagangan Kamis (30/05), dimana rupiah sudah berada diatas 16,200. Rupiah dan IHSG berkorelasi positif dimana jika rupiah melemah IHSG juga ikut melemah. Saat ini IHSG akan menguji support MA200 di level 7105, dan support kuat di level 7023. Tekanan jual pada big caps akan terus berlanjut diiringi oleh melemahnya rupiah, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adanya liquidity crunch akibat emiten BREN yang masuk kedalam FCA. 


#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow

Disclaimer
Data-data di atas meru­pakan infor­masi terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam membeli/menjual pro­duk inves­tasi ter­ten­tu. Kepu­tu­san beli/jual ter­hadap instru­men inves­tasi sepenuh­nya dipegang oleh investor itu sendiri.

Latest News

28 Apr 2025

Updates

IHSG Reclaims 6500

22 Apr 2025

Updates

Can IHSG Break Through 6500?
floating-whatsapp

Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?

Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang

logo
ojk
ojk

Newsletter

Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.

© 2025 PT Invesnow Principal Optima