Investor Wait and See, Menunggu Data NFP

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar -2.22% dan ditutup di level 7,527 pada perdagangan hari Senin (30/09). Beberapa sektor yang mengalami penurunan signifikan antara lain sektor energi yang turun -2.11%, teknologi -1.75%, dan infrastruktur -1.75%. Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mengonfirmasi Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia di peringkat BBB+ dengan outlook positif. R&I menggarisbawahi keyakinan mereka bahwa ekonomi Indonesia akan tetap solid, didorong oleh fundamental yang kuat, ketahanan eksternal, serta defisit fiskal dan rasio utang pemerintah yang rendah. Mereka memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai sekitar 5% pada paruh kedua 2024, sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang berkisar antara 4,7%-5,5%.

Di pasar global, Wall Street menunjukkan pergerakan positif pada hari yang sama, dengan Dow Jones menguat tipis +0.04%, S&P 500 +0.42%, dan Nasdaq +0.38%. Indeks saham Jepang, Nikkei 225 dan Topix, juga kembali menguat setelah mengalami sell off sebelumnya, masing-masing mencatatkan kenaikan +1.6% dan +1.1%. Selama seminggu terakhir, HSI menguat +15.82% dan SSEC +21.37%. Di sisi reksa dana, mayoritas kinerja di universe Invesnow mengalami pelemahan pada penutupan NAB (30/09), dengan Reksa Dana Saham terdepresiasi sebesar -1.57%. Namun, reksa dana saham China seperti Eastspring Syariah Greater China Equity USD Kelas A mencatatkan kenaikan signifikan, naik +3.2% dalam satu hari dan +12.9% dalam sebulan. Di sisi lain, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 2.66 triliun, dengan penjualan terbesar berasal dari BBRI, BBCA, dan BMRI. Saat ini, perhatian investor beralih ke data NFP yang akan dirilis pada hari Jumat (4/10), di mana Goldman Sachs memprediksi angka tersebut akan menunjukkan kenaikan.

#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow