22 Feb 2024
Updates
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan pelemahan sebesar -0,05% dan ditutup di level 7,349 pada perdagangan hari Rabu (22/02). Sektor yang mengalami pelemahan terbesar yaitu sektor teknologi -1,08%, basic materials -1,05% serta non-cyclicals sebesar -0,57%. IHSG masih memiliki valuasi yang menarik dibanding dengan negara EM lainnya, dimana nilai Price Earning to Ratio (PER) bernilai 12,77x dan Price to Book Value (PBV) bernilai 2,16x.
Sejalan dengan penguatan IHSG, foreign investor secara hsrisn mencatatkan aksi beli bersih (net buy) yaitu senilai Rp 79 miliar. Sehingga posisi YTD (year to date) investor asing net buy dengan total senilai Rp 22,30 triliun.
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) pada tingkat 6,00% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Februari 2024. Keputusan tersebut didasarkan pada keberlangsungan sentimen ketidakpastian terkait pemilu di Indonesia saat ini. Selain itu, Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, belum menunjukkan kecenderungan untuk menurunkan suku bunga. Selain itu, BI meyakini bahwa inflasi tahunan sebesar 2,47% pada Januari 2024 tidak akan memberikan tekanan terhadap BI Rate.
Wall Street pada hari Selasa (21/02) ditutup mayoritas menguat. Dimana Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat +0,13% ke level 38,612. Indeks S&P 500 menguat +0,13% ke level 4,982 dan indeks Nasdaq Composite mengalami pelemahan sebesar -0,32% ke level 15,581.
Dilansir dari Reuters, melaporkan bahwa pelaku pasar komoditas memproyeksikan bahwa China dan Indonesia akan melakukan pemangkasan produksi nikel sebanyak 100.000 ton guna mengurangi kerugian akibat pelemahan harga. Berdasarkan analisis, pemangkasan produksi nikel sejauh ini telah mencapai 230.000 ton, setara 6% dari potensi total suplai dunia tahun ini. Namun, pemangkasan produksi tersebut ternyata dipandang masih belum mampu juga untuk mendongkrak harga nikel.
Kinerja reksadana secara harian mayoritas menguat. Seperti jenis reksadana saham yang mengalami penguatan sebesar +0,27%, diikuti reksadana campuran yang menguat sebesar +0,09%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan mengalami penguatan sebesar +0,06%.
Pergerakan reksadana selama sepekan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor domestik dimana dengan sikap Bank Indonesia yang kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 6% dipandang tepat oleh analis untuk menekan laju tingkat inflasi yang diprediksi rawan meningkat. Disisi lain kebijakan BI ini sudah direspon oleh pelaku pasar dengan positif, diman keempat kinerja reksadana mengalami penguatan. Diharapkan para investor reksadana Invesnow harus memperhatikan buy level agar bisa memanfaatkan momentum di pasar.
#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Latest News
18 Feb 2025
Updates
17 Feb 2025
Updates
14 Feb 2025
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
Berizin & diawasi oleh
Bagian dari:
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.