Yield UST 10Y Bergerak ke Level 4,35%, RDPT Masih Tertekan

20 Sep 2023

Updates

Yield UST 10Y Bergerak ke Level 4,35%, RDPT Masih Tertekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan penguatan sebesar +0,64% dan ditutup ke level 6,980 pada hari Selasa (19/09). Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami penguatan terbesar, yakni sektor transportasi dan logistik +1,02%, lalu sektor finansial +0,86% serta sektor material dasar +2,18%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 14,25x dan Price to Book Value (PBV) sebesar 1,91x.


Investor asing kembali membukukan pembelin bersih (Net Buy) sebesar Rp 389 miliar pada perdagangan dihari Senin (19/09). Namun secara YTD transaksi investor asing masih tercatat dengan total penjualan bersih (Net Sell) senilai Rp 3,37 triliun.


Kinerja ekspor dan impor Indonesia diprediksi akan melambat seiring dengan naiknnya harga komoditas dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Namun, kelanjutan tahapan hilirisasi mineral terus dilakukan untuk mendorong partisipasi dan daya saing dalam rantai pasok global, yang pada akhirnya mendorong kinerja ekspor Indonesia.


Wall Street ditutup kompak melemah pada perdagangan dihari Selasa (19/09). Dimana indeks Dow Jones Industrial Average melemah sebesar -0,31% ke level 34,517. Indeks S&P 500 kehilangan -0,22% ke level 4,443. Dan indeks Nasdaq Composite turun -0,23% ke level 13,678.


Imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun naik lebih lanjut menjadi 4,35% pada hari Selasa, berada pada level tertinggi sejak pada bulan September 2007 karena bukti ketahanan ekonomi mendukung spekulasi Federal Reserve yang bernada hawkish menjelang keputusan kebijakan moneter besok. Selain itu, Pertumbuhan ekonomi global (World GDP) diperkirakan akan melambat karena dampak kebijakan moneter yang lebih ketat kedepannya, serta kepercayaan bisnis dan konsumen juga menurun dan pemulihan di Tiongkok yang ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi.


Kinerja reksadana secara harian ditutup mayoritas menguat pada perdagangan hari Selasa (19/09), seperti jenis reksadana saham yang mengalami penguatan cukup impresif sebesar +0,85%, diikuti reksadana campuran yang juga ikut menguat sebesar +0,27%, sementara itu reksadana pasar uang menguat sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan masih dizona merah alias tertekan sebesar -0,04%. 


Kinerja reksadana pada hari Selasa (19/09) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: menguatnya IHSG yang didorong oleh sektor transportasi, material dasar dan finansial ikut mendorong kinerja saham secara keseluruhan. Namun disisi lain karena harga minta yang terus menguat karena efek dari kebijakan pemangkasan produksi oleh Arab Saudi yang berefek pada naiknya Imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun kelevel 4,35% (tertinggi sejak krisis ekonomi 2007), membuat kinerja reksadana pendapatan tetap masih tertekan. Diharapkan untuk sementara waktu investor Invesnow untuk tidak berinvestasi di obligasi negara. Posisi IHSG yang mulai membaik bisa menjadi opso yang baik untuk masuk ke reksadana saham.


#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow

floating-whatsapp

Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?

Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang

logo
ojk
ojk

Newsletter

Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.

© 2024 PT Invesnow Principal Optima