3 Jun 2022
Blogs
Untuk mengembangkan investasi jangka pendek, ada sejumlah strategi yang bisa dijalankan. Strategi ini membuat imbal hasil Reksa Dana makin meningkat.
Reksa Dana merupakan jenis investasi yang diminati oleh banyak investor. Bukan hanya karena modal awalnya yang terjangkau, Reksa Dana juga dapat menjadi diversifikasi investasi terutama ketika pasar sedang tidak stabil.
Diversifikasi berarti membagi aset dalam beberapa instrumen. Diversifikasi bermanfaat untuk mengurangi risiko investasi. Risiko lebih besar biasanya terdapat pada investasi jangka pendek dan menengah karena fluktuasi tinggi.
Ada tiga jenis investasi yang umum dikenal berdasarkan jangka waktu investasi, yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Mana di antaranya yang lebih menguntungkan? Investasi jangka pendek adalah investasi yang dilakukan dalam jangka waktu yang singkat. Hasilnya bisa didapatkan dengan cepat atau untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu dekat.
Dibandingkan investasi jangka menengah atau jangka panjang, jangka pendek bisa dilakukan dengan mudah. Modal awalnya pun biasanya tidak perlu terlalu besar, meskipun nanti berpengaruh pada imbal hasil yang didapatkan. Salah satu contoh instrumen untuk investasi jangka pendek adalah Reksa Dana Pasar Uang. Keuntungan investasi ini bisa langsung dirasakan dalam waktu sekitar 3 bulan saja. Tak heran jika banyak orang tergiur untuk memilikinya. Ada pun tujuan investasi jangka pendek antara lain dapat menjadi ajang pembelajaran bagi investor pemula, menjadi sumber pemasukan dalam waktu singkat, dan menjadi passive income.
Reksa Dana Pasar Uang adalah Reksa Dana yang memanfaatkan instrumen pasar uang, deposito berjangka, dan obligasi sebagai investasi. Dibandingkan produk perbankan seperti deposito dan tabungan, Reksa Dana memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. Hal ini dibuktikan oleh laporan pertumbuhan positif Reksa Dana Pasar Uang menjelang akhir 2021. Pertumbuhan tersebut mencakup dana yang dikelola hingga jumlah unit penyertaan yang lebih besar daripada jenis reksa dana lain.
Nah, untuk mengembangkan investasi Reksa Dana, ada sejumlah strategi yang umum digunakan. Simak ulasannya berikut ini.
Apa yang disebut dengan strategi lump sum? Lump sum adalah istilah yang digunakan saat seorang pemodal menempatkan seluruh dana investasi di awal periode secara langsung. Strategi lump sum biasanya dilakukan ketika harga sedang rendah. Harapannya, investor akan memperoleh untung yang lebih besar ketika harga sudah naik. Namun, hal ini membuat para investor hanya bisa membeli Reksa Dana dengan satu harga. Alhasil imbal hasil yang didapatkan bisa saja tidak maksimal. Selain itu, ada risiko kerugian karena membeli Reksa Dana dalam jumlah besar dan satu harga. Karena alasan ini, strategi lump sum perlu dipertimbangkan lagi sebelum berinvestasi.
Strategi ini membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Pasalnya, kamu harus mengetahui waktu yang tepat untuk membeli reksa dana supaya imbal hasilnya lebih maksimal. Jika salah mengambil keputusan, ada risiko kerugian yang menanti. Idealnya, kamu bisa membeli Reksa Dana saat pasar menguat dan harga masih rendah. Untuk mengetahui hal itu, kamu bisa memantau indikator IHSG. Kunci penting yang perlu dimiliki saat menjalankan strategi ini adalah kesabaran.
Saat menjalankan strategi ini, kamu diharuskan menyetorkan dana dengan jumlah yang sama dalam periode tertentu. Sebagai contoh, berinvestasi pada Reksa Dana selama 1 tahun dengan nilai Rp1.000.000 per bulan. Strategi dollar cost averaging cocok dilakukan oleh investor yang memiliki pendapatan tetap dan pos pengeluaran khusus untuk investasi. Investasi dilakukan tanpa memedulikan harga Reksa Dana, baik turun maupun naik. Keunggulan strategi ini adalah kamu bisa melakukan investasi secara rutin dan stabil. Selain itu, kamu juga akan terhindar dari kerugian besar akibat terburu-buru melakukan pembelian tanpa pertimbangan.
Strategi buy and hold sebenarnya merupakan strategi yang cocok untuk tujuan jangka panjang. Buy artinya membeli Reksa Dana yang diinginkan, lalu hold artinya mendiamkannya cukup lama tanpa memerhatikan fluktuasi harga di pasar. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal. Namun, kamu tentu harus memilih benar-benar jenis Reksa Dana yang akan dibeli, khususnya dari segi potensinya. Waktu yang dianjurkan untuk melakukan investasi dengan strategi ini sekitar 15 tahun.
Kamu juga bisa menjalankan strategi average up saat berinvestasi. Konsepnya simpel yaitu membeli Reksa Dana secara bertahap dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Untuk melakukan ini, kamu perlu jeli mempertimbangkan apa investasi yang harus ditambah dan seberapa banyak. Strategi average up cocok bagi kamu yang mengumpulkan dana investasi secara bertahap.
Nah, inilah beberapa strategi yang bisa dilakukan saat mengelola investasi jangka pendek khususnya Reksa Dana. Dengan menjalankan strategi yang paling sesuai dengan kondisi, kamu bisa mengembangkan investasi hingga maksimal. Selamat berinvestasi!
Disclaimer
Data-data di atas meruÂpakan inforÂmasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual proÂduk invesÂtasi terÂtenÂtu. KepuÂtuÂsan beli/jual
terÂhadap instruÂmen invesÂtasi sepenuhÂnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Latest News
2 Jul 2025
Updates
1 Jul 2025
Updates
30 Jun 2025
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.