Sepekan Kurs Rupiah Terjaga, Kinerja Reksadana Masih Tertekan

28 Agu 2023

Updates

Sepekan Kurs Rupiah Terjaga, Kinerja Reksadana Masih Tertekan

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara mingguan mencatatkan penguatan sebesar +0.52% ke level 6,895 diakhir perdagangan hari Jumat (25/08). Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami tekanan terbesar, yakni sektor transportasi dan logistik sebesar +3,34%, lalu sektor dasar sebesar +5,47% serta sektor energi sebesar +1,59%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,85x dan nilai Market Price Book Value (PBV) sebesar 1,93x. Investor asing membukukan penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 513 miliar pada perdagangan akhir pekan dihari Jumat (25/08). Jadi secara YTD transaksi investor asing masih tercatat dengan total pembelian bersih (Net Buy) senilai Rp 924 triliun.

 

Dalam menjaga stabilisasi pergerakan kurs Rupiah, Bank Indonesia sebagai pengendali kebijakan moneter dinilai sangat bagus. Dimana strategi yang dilakukan seperti, Intervensi di spot maupun DNDF (Domestic Non Deliverable Forward) serta intervensi valas, lalu menerbitkan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio, serta optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying dinilai cukup ampuh dalam menjaga pergerakan kurs Rupiah ditengah tekanan eksternal global.

 

Wall Street ditutup kompak ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, hari Jumat (25/08). Dimana indeks Dow Jones Industrial Average menguat sebesar +0,73% ke level 34,346. Indeks S&P 500 juga ikut menguat sebesar +0,67% ke level 4,405. Dan indeks Nasdaq Composite juga mengalami penguatan sebesar +0,94% ke level 13,590.

 

Sementara perekonomian China sampai saat ini masih belum stabil, dimana dampak buruk dari runtuhnya raksasa properti, Evergrande turut menghambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, bank sentral Jepang (BoJ), masih terus menjalankan kebijakan moneter secara Dovish. Dengan begitu, ketidakpastian global saat ini turut mempengaruhi pergerakan kinerja mata uang diseluruh negara, termasuk Indonesia. Akibatnya ini membuat kurs US Dollar terus menguat.

 

Kinerja reksadana secara mingguan ditutup cenderung melemah pada perdagangan akhir hari Jumat (25/08), seperti jenis reksadana saham yang mengalami koreksi tipis sebesar -0,01%, diikuti reksadana campuran yang juga ikut melemah sebesar -0,13%, sementara itu reksadana pasar uang menguat sebesar +0,06% dan terakhir reksadana pendapatan akhirnya berhasil menguat setelah tertekan selama berhari - hari sebesar -0,20%.

Kinerja reksadana selama sepekan dipengaruh oleh beberapa faktor, yaitu pidato J.Powell pada meeting simposium dimana The Fed masih bernada Hawkish, serta aksi outflow dari investor asing baik dipasar obligasi maupun dipasar saham, membuat reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana saham masih tertekan. Diharapkan investor lebih berhati-hati saat ini dimana market masih volatile.

 

 

 

#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow

 

 

floating-whatsapp

Alamat Baru Invesnow

Sequis Tower Lt. 18 Unit 2A, 3, dan 5A
Jl. Jend. Sudirman No. 71
Kel. Senayan, Kec. Kebayoran Baru
Jakarta 12190
telp: 021 - 50924098

Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?

Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang

logo
ojk
ojk

Newsletter

Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.

© 2024 PT Invesnow Principal Optima