Rupiah Slide Triggers IHSG Dip

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian bergerak melemah sebesar -1.02% dan ditutup di level 7.016 pada perdagangan hari Senin (13/01). Sektor yang mengalami pelemahan seperti: industri -1.30%, keuangan -1.21% dan sektor teknologi -1.09%.

Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran tumbuh 0,9% yoy pada November 2024, melambat dari 1,5% yoy pada Oktober. Secara bulanan, penjualan terkontraksi 0,4% mtm, lebih dalam dari penurunan 0,01% mtm pada Oktober.

Wall Street bergerak mixed dengan Dow Jones naik +0.86%, S&P500 menguat +0.16%, dan Nasdaq terdepresiasi -0.38%. Wall Street mengalami technical rebound setelah penurunan 3 hari beruntun. Investor akan menanti rilis data CPI, PPI, dan Fed Speech.

Kinerja reksadana di universe Invesnow secara harian mayoritas ditutup negatif pada penutupan NAB (13/1), Investor asing masih melakukan net sell terutama di big banks setelah intervensi negatif yang dilakukan oleh pemerintah terkait berita hilirisasi. Reksa Dana Saham terdepresiasi sebesar -1,02%, Reksa Dana Campuran berkurang -0,51%, Reksa Dana Pasar Uang naik tipis +0,04% dan Reksa Dana Pendapatan Tetap melemah -0,18%.

Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 408 miliar, dipimpin oleh BBRI Rp 507 miliar dan PTRO Rp 155 miliar. Rupiah kembali mengalami pelemahan dan saat ini berada di posisi Rp 16.360, dengan potensi pelemahan mencapai Rp 16.500. Sementara itu, yield obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun (ID10Y) menunjukkan kenaikan, kini berada di angka 7,3%, dengan proyeksi penguatan hingga 7,6%. Pelemahan rupiah dan penguatan ID10Y berpotensi menekan IHSG, yang diperkirakan turun menuju level 6.830. Penurunan IHSG kali ini dipengaruhi oleh aksi jual yang dilakukan oleh investor asing, terutama pada saham BBRI, serta aksi profit taking pada saham-saham konglomerasi.

Reksa dana dengan penguatan harian yang signifikan di Invesnow, seperti: Pinnacle Strategic Equity Fund (+0.31%), dan Sucorinvest Bond Fund (+0.14%).

#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow