Secara harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan Penguatan sebesar +0.56% ke level 6,757. Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami kenaikan terbesar, yakni sektor energi sebesar +1,98%, sektor consumer siklikal +2,17% dan sektor industrial +0,99%. Saat ini IHSG masih ditradingkan dengan valuasi relatif menarik, yakni di Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,30x dengan nilai Market Price Book Value (PBV) sebesar 1,78x. Investor asing kembali membukukan pembelian bersih (Net Buyl) sebesar Rp 260 miliar pada perdagangan Kamis (06/07). Sehingga secara YTD transaksi investor asing masih tercatat dengan total pembelian bersih senilai (Net Buy) Rp 16,79 triliun.

Lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 4 Juli 2023. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang solid, rekam jejak kebijakan yang baik, dan konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal. Di sisi lain, outlook stabil mencerminkan keyakinan S&P terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia untuk dua tahun ke depan, yang akan mendukung kinerja fiskal dan stabilisasi utang.

Wall Street Kembali kompak ditutup melemah pada perdagangan hari Kamis (06/07). Indeks Dow Jones Industrial Average melemah sebesar -1,07% ke 33,922. Indeks S&P 500 juga melemah sebesar -0,79% ke level 4,411 dan Indeks Nasdaq Composite juga ikut melemah sebesar -0,82% ke 13,679. Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran naik pada minggu lalu. Sedangkan ketenagakerjaan sektor swasta tumbuh tajam pada Juni 2023. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) tetap tangguh meski risiko resesi yang terus meningkat. Angka ini semakin menjelaskan bahwa ekspektasi inflasi masih akan tinggi, dan menimbulkan sinyal dovish The Fed belum akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini telah membawa yield UST-2yr naik mendekati 5%.

Bagaimana Dengan View Reksadana?

Kinerja reksadana secara harian rata-rata mengalami penguatan sejalan dengan kenaikkan IHSG, seperti jenis reksadana saham yang mengalami penguatan sebesar +0,34%, diikuti reksadana campuran yang juga ikut menguat sebesar 0,43, %ementara itu reksadana pasar uang menguat sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan mengalami tekenan sebesar -0,04%.

Indonesia menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga di tengah peningkatan risiko global. Hal ini pastinya akan mnejadi katalis positif pagi industri reksadana yang diharapkan menghasilkan kinerja yang solid.