IMF Ancam Hilirisasi. Wall Street Menguat Karena Inflasi Akan Melandai
Secara mingguan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang hanya memiliki dua hari transaksi perdagangan mencatatkan
penguatan sebesar +0.33% ke level
6,661. Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami penguatan
terbesar, yaitu sektor finansial +1,76%, sektor infrastruktur sebesar +0,31%
serta sektor non siklikal sebesar +0,21%. Saat ini IHSG masih ditradingkan
dengan valuasi relatif menarik, yakni di Price Earning Ratio (PER) 12,97x
dengan nilai Market Price Book Value
(PBV) 1,70x. Investor asing akhirnya Kembali membukukan
pembelian bersih (Net Buy) sebesar Rp
77,79 miliar pada perdagangan Selasa (27/06). Sehingga secara YTD transaksi
investor asing masih tercatat dengan total pembelian bersih senilai (Net Buy) Rp 16,20 triliun. Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF)
melalui Article IV Consultation meminta Indonesia untuk mempertimbangkan
potensi manfaat jangka panjang dari kebijakan hilirisasi. Pemerintah
menegaskan, langkah hilirisasi bahan baku ekspor merupakan wujud kedaulatan
negara. Oleh karena itu, hilirisasi tidak bisa diintervensi pihak lain. Sejak
tahun 2019 pemerintah sudah melakukan pelarangan ekspor nikel sebagai wujud
hilirisasi produk ekspor nikel.
Wall Street kembali kompak ditutup menguat
pada perdagangan hari Jumat (30/06). Indeks Dow Jones Industrial Average menguat sebesar +0,84% ke 34,407. Indeks
S&P 500 juga menguat sebesar +1,23% ke level 4,450 dan Indeks Nasdaq
Composite juga ikut menguat cukup signifikan sebesar +1,45% ke 13,787. Indeks Wall Street bullish setelah
inflasi Amerika serikat (AS) menunjukan tanda-tanda penurunan. Selain itu Kenaikan
saham Apple juga mendorong Wall Street. Kapitalisasi pasar Apple pun menembus
angka US$ 3 triliun untuk pertama kalinya sejak Januari 2022. Laporan Departemen Perdagangan AS
menunjukkan, indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) tercatat sebesar 3,8%
dibandingkan 4,3% di bulan April. Data ini membangkitkan harapan bahwa bank
sentral The Fed sudah mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga.
Bagaimana dengan View Reksadana?
Kinerja reksadana secara mingguan rata-rata
mengalami penguatan sejalan dengan penguatan IHSG, seperti jenis reksadana
saham yang mengalami penguatan sebesar +0,32%, diikuti
reksadana campuran yang juga menguat sebesar +0,25%, kemudian disusul reksadana
pasar uang yang menguat sebesar +0,08% dan terakhir reksadana pendapatan tetap juga
ikut menguat sebesar +0,11%. Secara keseluruhan, kinerja reksadana dalam sepekan
terakhir mengalami kenaikkan. Dimana pasar saham sudah mulai menujukkan
pemulihan dengan ditutup positif selama sepekan sebesar 0,33% dengan aliran net
inflow sebesar 77,7 miliar. Selain itu pasar obligasi juga menujukkan tren
yang sama dimana Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat sebesar 0,11%
yang saat ini berada diangka 367,11. Dengan melihat tingkat imbal hasil (yield)
obligasi Indonesia 10Y juga terus bergerak turun yang saat ini berada diangka
6,32%.
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.