23 Feb 2024
Updates
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan pelemahan sebesar -0,13% dan ditutup di level 7,339 pada perdagangan hari Kamis (22/02). Sektor yang mengalami pelemahan terbesar yaitu sektor teknologi -1,17%, serta keuangan sebesar -0,17%. IHSG masih memiliki valuasi yang menarik dibanding dengan negara EM lainnya, dimana nilai Price Earning to Ratio (PER) bernilai 9,27x dan Price to Book Value (PBV) bernilai 2,37x.
Sejalan dengan pelemahan IHSG, foreign investor secara harian mencatatkan aksi jual bersih (net sell) yaitu senilai Rp 253 miliar. Sehingga posisi YTD (year to date) investor asing net buy dengan total senilai Rp 22,38 triliun.
Menurut laporan resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), total belanja negara mencapai Rp184,2 triliun per 31 Januari 2024. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp96,4 triliun dialokasikan untuk pengeluaran pemerintah pusat, sementara Rp87,8 triliun untuk transfer ke daerah. Sementara itu, penerimaan pajak tercatat sebesar Rp149,25 triliun pada periode yang sama, menandai penurunan 8% secara tahunan (YoY).
Wall Street pada hari Kamis (22/02) ditutup mayoritas menguat. Dimana Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat +1,18% ke level 39,069. Indeks S&P 500 menguat +2,11% ke level 5,087 dan indeks Nasdaq Composite mengalami penguatan sebesar +2,96% ke level 16,042.
Imbal hasil obligasi pemerintah Tiongkok bertenor 10 tahun turun menjadi 2,4%, mendekati level terendah dalam lebih dari dua dekade karena reaksi investor terhadap keputusan bank sentral terbaru. Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) memangkas suku bunga pinjaman lima tahun sebesar 25 basis poin menjadi 3,95%, lebih besar dari perkiraan penurunan sebesar 15 bps.
Kinerja reksadana secara harian mayoritas menguat. Seperti jenis reksadana saham yang mengalami penguatan sebesar +0,30%, diikuti reksadana campuran yang menguat sebesar +0,57%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan tetap juga mengalami penguatan sebesar +0,04%.
Pergerakan reksadana selama sepekan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaiAsset Under Management (AUM) atau dana kelolaan dari investasi pasif konsisten mengalami peningkatan. Tercatat, arus dana pengelolaan dana investasi pasif secara global antara 2013 hingga 2022 konsisten mengalami inflow. Sejak 2013, pengelolaan dana investasi pasif secara global yang terdiri dari Reksa Dana Indeks dan ETF, telah menghimpun $ 7,2 triliun. Lebih tinggi dibandingkan dengan $ 0,9 triliun untuk pengelolaan dana investasi secara aktif. DI Invesnow sendiri banyak reksadana index yang menarik untuk diperhatikan, seperti indeks Sri Kehati dari Allianz (+13%/tahun), MSCI dari Syailendera (+18,87%/tahun) dan reksadana indeks lain sebagainya.
#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Latest News
22 Apr 2025
Updates
21 Apr 2025
Updates
16 Apr 2025
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
Berizin & diawasi oleh
Bagian dari:
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.