13 Sep 2023
Updates
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama harian mencatatkan pelemahan sebesar -0,42% ke level 6,933 pada perdagangan hari Selasa (12/09). Pelemahan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami penguatan terbesar, yakni sektor kesehatan sebesar -0,79%, lalu sektor finansial sebesar -0,66% serta sektor consumer siklikal sebesar -0,44%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 14,27x dan nilai Market Price Book Value (PBV) sebesar 1,90x.
Investor asing membukukan penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 563 miliar pada perdagangan hari Selasa (12/09). Jadi secara YTD transaksi investor asing tercatat dengan total penjualan bersih (Net Sell) senilai Rp 1,95 triliun.
Fitch Ratings memperkirakan Indonesia akan mengalami peningkatan defisit transaksi berjalan (current account deficit) hingga 2025. Lembaga pemeringkat tersebut memproyeksikan defisit sebesar 0,3% terhadap PDB pada 2023, kemudian naik menjadi 0,9% dan 1,5% pada 2024 dan 2025.
Wall Street ditutup kompak melemah pada perdagangan hari Selasa (12/09). Dimana indeks Dow Jones Industrial Average melemah tipis sebesar -0,05% ke level 34,646. Sementara indeks S&P 500 juga koreks sebesar -0,57% ke level 4,462 dan indeks Nasdaq Composite juga melemah sebesar -1,04% ke level 13,774.
Menurut laporan Wall Street Journal, para pejabat Federal Reserve (Fed) semakin tidak yakin mengenai perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut. Hal ini menandai perubahan signifikan dalam kebijakan mereka dalam memerangi inflasi.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan suku bunga bank sentral kemungkinan masih akan menyetujui kenaikan suku bunga pada pertemuan minggu depan. Pihaknya mengindikasikan satu langkah kenaikan lagi kemungkinan akan dilakukan sebelum akhir tahun ini.
Kinerja reksadana secara harian ditutup melemah pada perdagangan hari Selasa (12/09), seperti jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan sebesar -0,19%, diikuti reksadana campuran juga alami pelemahan tipis sebesar -0,03%, sementara itu reksadana pasar uang menguat +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan tetap masih mengalami tekanan, terkoreksi sebesar -0,10%.
Kinerja reksadana pada hari Selasa (12/09) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: diperpanjangnya pemangkasan produksi minyak mentah oleh Arab Saudi hingga akhir tahun, pidato Christopher Waller yang mengisyaratkan The Fed akan bersikap Hawkish, perlambatan ekonomi China yang ditunjukkan oleh turunnya data eksport impor serta kekeringan akibat El Nino juga memicu kekhawatiran bahwa tingginya harga beras akan berlanjut membuat kataslis negative pada pasar finansial. Diharapkan untuk investor tetap cermat pada pergerakan arah market minggu ini.
#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Latest News
22 Jan 2025
Updates
21 Jan 2025
Updates
20 Jan 2025
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
Berizin & diawasi oleh
Bagian dari:
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.