Bursa Karbon Melantai, Pasar Finansial Indonesia Semakin Menarik

27 Sep 2023

Updates

Bursa Karbon Melantai, Pasar Finansial Indonesia Semakin Menarik

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan pelemahan cukup dalam sebesar -1,07% dan ditutup di level 6,923 pada hari Selasa (26/09). Pelemahan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami tekanan terbesar, yakni sektor material dasar sebesar -2,83%, lalu sektor energi terkoreksi -2,79% serta sektor infrastruktur -1,32%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,69x serta Price to Book Value (PBV) senilai 1,91x.


Pada hari Selasa (26/09) investor asing kembali membukukan penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 658 miliar. Sehingga secara Year to Date (YTD) transaksi investor asing masih tercatat dengan total penjualan bersih (Net Sell) senilai Rp 4,26 triliun.


Presiden Joko Widodo meresmikan peluncuran bursa karbon di Indonesia pada Selasa (26/9). Pada sesi pembukaan, terdapat 13 transaksi sebanyak hampir 460.000 metrik ton setara karbon dioksida yang diperdagangkan, dengan harga 69.600 rupiah per ton. Semua kredit karbon tersebut berasal dari proyek geothermal milik Pertamina Geothermal Energy ($PGEO) di Sulawesi Utara.


Wall Street ditutup kompak tertekan pada perdagangan dihari Selasa (26/09). Dimana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah sebesar -1,14% ke level 33,618. Indeks S&P 500 terkoreksi cukup dalam -1,47% ke level 4,273. Dan indeks Nasdaq Composite turun -1,57% ke level 13,063.


Kepercayaan konsumen (Consumer Confidence) Amerika Serikat (AS) merosot ke level terendah dalam empat bulan pada September 2023. Terbebani oleh kekhawatiran yang terus-menerus meningkat mengenai harga yang terus menjadi lebih tinggi dan kekhawatiran akan terjadinya resesi, meskipun aktifitas rumah tangga pada umumnya tetap optimis terhadap pasar tenaga kerja yang masih tetap bertumbuh.


Kinerja reksadana pada hari Selasa (26/06) hamper semua ikut terkoreksi. Seperti jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan cukup signifikan sebesar -1,36%, diikuti reksadana campuran yang melemah -1,15%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan tetap masih dizona merah alias tertekan sebesar -0,23%. 


Pasar finansial Indonesia semakin menarik. Bursa karbon berpotensi menguntungkan perusahaan yang memiliki proyek-proyek hijau, seperti energi terbarukan dan kehutanan – karena dapat menjual kredit karbonnya. Beberapa emiten yang berpotensi diuntungkan adalah operator PLTP seperti $BREN dan $PGEO, operator PLTA seperti $ARKO dan $KEEN, dan pemilik konsesi kehutanan seperti $WOOD.


Dengan begitu, reksadana saham yang memiliki eksposur portfolio ke saham – saham yang sudah mulai beralih ke energi baru terbarukan (EBT) sangat menarik untuk diperhatikan karena dinilai akan mendapatkan banyak keuntungan.


#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow


floating-whatsapp

Alamat Baru Invesnow

Sequis Tower Lt. 18 Unit 2A, 3, dan 5A
Jl. Jend. Sudirman No. 71
Kel. Senayan, Kec. Kebayoran Baru
Jakarta 12190
telp: 021 - 50924098

Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?

Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang

logo
ojk
ojk

Newsletter

Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.

© 2024 PT Invesnow Principal Optima