Bursa Asia Kompak Menguat Usai Penurunan Inflasi AS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak flat pada perdagangan hari Rabu (11/09) dengan penurunan sebesar -0.01%, ditutup di level 7,760. Beberapa sektor mengalami pelemahan signifikan, termasuk sektor consumer cyclicals yang turun -2.24%, serta sektor infrastruktur dan industri yang masing-masing mengalami penurunan -0.45%. Meskipun ada penurunan di beberapa sektor, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan peningkatan penjualan eceran pada Agustus 2024 dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) diperkirakan mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8 persen yoy. Peningkatan ini terutama terlihat pada kategori makanan, minuman, tembakau, serta peralatan informasi dan komunikasi, yang didorong oleh permintaan tinggi selama HUT RI dan strategi potongan harga oleh retailer.

Di pasar global, Wall Street menunjukkan pergerakan positif pada hari Rabu (11/09), dengan Dow Jones menguat +0.31%, S&P 500 +1.07%, dan Nasdaq +2.17%. Inflasi AS kembali turun ke level 2.5%, yang bisa mendorong The Fed untuk menurunkan suku bunga minggu depan. Angka inflasi saat ini berada di bawah proyeksi analis yang sebesar 2.6%, sebelumnya CPI AS berada di level 2.9%. Di sisi lain, kinerja reksa dana di universe Invesnow juga menunjukkan tren positif, dengan Reksa Dana Saham meningkat +0.13%, Reksa Dana Campuran +0.12%, Reksa Dana Pasar Uang +0.01%, dan Reksa Dana Pendapatan Tetap +0.08%. Meskipun IHSG stagnan, reksa dana saham seperti Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A (+0.67%) dan Pinnacle Strategic Equity Fund (+0.59%) mencatatkan performa yang baik. Bursa Asia dibuka menguat mengikuti data inflasi AS yang membaik, yang memperkuat harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Namun, investor perlu memperhatikan potensi volatilitas dan aksi sell on news saat pemotongan suku bunga diumumkan, mengingat IHSG dan DJI telah mengalami kenaikan sebelumnya.

#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow