23 Nov 2023
Updates
Dalam dua hari terlihat IHSG melemah, dan ditutup di level 6,906 pada (22/11), namun secara teknikal pergerakan IHSG masih dalam jalur uptrendnya, terlihat dari harga yang masih bertahan di atas MA200 (6,791). Partisipasi investor masih wait and see menunggu FOMC minutes The Fed terkait view outlook kebijakan moneter selanjutnya. Bank Indonesia (BI) sendiri sedang menghelat rapat penentuan suku bunga (22-23-Nov), dimana konsensus pasar melihat BI akan tetap mempertahankan suku bunga di level 6%, seiring nilai tukar Rupiah yang menguat terhadap USD (+1%/wow), dan Yield 10yr yang mulai turun (6,700%) dari sebelumnya di tradingkan di level 7,000%. Beberapa sektor yang mengalami pelemahan diantaranya: Infrastrukur (-5.4%), Basic Materials (-2.5%) dan Transportasi (-1.1%). Tercatat, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 35 miliar dala satu hari perdagangan (22/11). Di sisi lain, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut LPEM - FEB UI di 2024 akan menghadapi sejumlah isu, diantaranya: Ketatnya pasar tenaga kerja dan masih tingginya inflasi di beberapa negara maju mendorong berbagai bank sentral untuk menjaga suku bunga tinggi lebih lama. Bursa saham AS ditutup menguat pada (22/11) secara umum, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0.53% ke level 35,273. Indeks S&P 500 bertambah +0.41% ke level 4,556 dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi +0.46% ke level 14,265. Pada (22/11), Federal Reserve memberi isyarat dalam catatan pertemuan terbarunya bahwa kebijakan moneter akan tetap bersifat restriktif, dan tidak memberikan indikasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Namun investor tetap optimis bahwa bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan Desember. Kinerja reksadana secara harian bergerak melemah secara umum pada (22/11), Reksadana saham melemah 0.42%, reksadana campuran yang terkoreksi 0.33%, Reksadana pasar uang naik 0.01% dan Reksadana pendapatan tetap kehilangan 0.05%. Baik IHSG dan ID10yr bergerak cukup positif dalam dua pekan terakhir, dimana baik IHSG dan ID10yr berada di atas dan dibawah MA200, selama yield 10yr turun maka harga obligasi akan naik, hal ini juga ditambah oleh pergerakan nilai tukar rupiah yang menguat 1%/wow. Secara korelasi, penguatan Rupiah akan memberikan katalis positif bagi RDS dan RDPT. #InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Latest News
2 Des 2024
Updates
29 Nov 2024
Updates
28 Nov 2024
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
Berizin & diawasi oleh
Bagian dari:
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.