Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian kembali mencatatkan penguatan sebesar +0.52% ke level 6,957 pada perdagangan hari Selasa (29/08). Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami penguatan terbesar, yakni sektor infrastruktur sebesar +1,81%, lalu sektor teknologi +1,56% serta sektor Kesehatan +1,08%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,74x dan nilai Market Price Book Value (PBV) sebesar 1,93x. Investor asing membukukan penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 1,62 triliun pada perdagangan hari Selasa (29/08). Jadi secara YTD transaksi investor asing masih tercatat dengan total pembelian bersih (Net Buy) senilai Rp 671 miliar.

Wall Street kembali ditutup kompak menguat pada perdagangan hari Selasa (29/08). Dimana indeks Dow Jones Industrial Average menguat sebesar +0,85% ke level 34,853. Indeks S&P 500 bertambah +1,45% ke level 4,498. Dan indeks Nasdaq Composite naik +1,74% ke level 13,944. Lowongan pekerjaan (Job Offers) Amerika Serikat merosot ke level terendah dalam 28 bulan terakhir. Dimana Jumlah lowongan pekerjaan menurun sebesar 338.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,827 juta pada Juli 2023, menandai level terendah sejak Maret 2021 dan berada di bawah konsensus pasar sebesar 9,465 juta. Sementara itu, bond yield di AS turun setelah laporan ekonomi menunjukkan hasil yang dibawah perkiraan, menandakan sinyal The Fed akan lebih cepat untuk menghentikan sinyal kenaikan suku bunga kedepan.

Kinerja reksadana secara harian kembali ditutup kompak menguat pada perdagangan hari Selasa (29/08), seperti jenis reksadana saham yang mengalami penguatan sebesar +0,32%, diikuti reksadana campuran yang juga ikut menguat sebesar +0,18%, sementara itu reksadana pasar uang menguat sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan berhasil bertahab menguat setelah tertekan selama berhari - hari sebesar +0,19%.

Kinerja reksadana pada hari Selasa (29/08) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dengan kembali bullishnya IHSG, maka kinerja reksdana campuran dan kinerja reksadana saham ikut menguat. SRBI juga bisa memberikan ruang untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Sebab jika ada capital inflow, maka likuiditas valuta asing akan meningkat di pasar keuangan domestik. Sehingga nanti akan berpengaruh positif terhadap kinerja reksadana secara keseluruhan.

#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow