The Fed Kirim Sinyal Dovish. Kinerja Reksadana Kompak Positif

11 Okt 2023

Updates

The Fed Kirim Sinyal Dovish. Kinerja Reksadana Kompak Positif

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan lanjutan penguatan sebesar +0,45% dan ditutup di level 6,992 pada hari Selasa (10/10). Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami lonjakan terbesar, yakni sektor infrastruktur +3,21%, lalu sektor material dasar +0,90% serta sektor consumer siklikal +0,57%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,87x. Walau IHSG mencatatkan penguatan, namun investor asing membukukan penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 234 miliar secara harian. Sehingga secara Year to Date (YTD) transaksi investor asing masih tercatat dengan total penjualan bersih (Net Sell) senilai Rp 5,39 triliun. Bank Indonesia (BI) menjelaskan, Kinerja penjualan eceran secara tahunan diperkirakan tetap kuat pada September 2023. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) September sebesar 200,2, atau tumbuh sebesar 1,0% (yoy). Namun secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 1,9% (mtm). Kinerja penjualan eceran pada mayoritas kelompok tercatat menurun, sementara kelompok barang budaya dan rekreasi tercatat membaik meski masih terkontraksi. Wall Street ditutup lanjutkan penguatan pada perdagangan hari Selasa (10/10). Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat sebesar +0,40% ke level 33,739. Indeks S&P 500 juga naik +0,52% ke level 4,358 dan indeks Nasdaq Composite juga terdorong +0,58% ke level 13,562. Harga minyak Brent menguat +2,91% ke 86,9 dolar AS per barel pada awal pekan. Hal ini dikarenakan pelaku pasar memperkirakan akan terganggunya distribusi minyak global akibat konflik di Timur Tengah sejak akhir pekan kemarin. Reuters merilis bahwa market sedang memperhatikan apakah ada keterlibatan Iran atau tidak sebagai produsen minyak mentah terbesar dalam konflik tersebut. Kinerja reksadana secara harian akhirnya kompak seluruhnya menguat. Seperti jenis reksadana saham yang mengalami penguatan sebesar +0,38%, diikuti reksadana campuran melaju sebanyak +0,15%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan tetap akhirnya menguat setelah tertekan berhari – hari sebesar di 0,31%. Kinerja reksadana secara harian pada (10/10) dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu setelah pidato anggota bank sentral, Federal Reserve pada FOMC meeting, Raphael Bostic mengatakan bahwa bank sentral AS tidak perlu lagi menaikkan suku bunga lebih lanjut. Dia melihat tidak ada resesi di masa depan. Imbal hasil US Treasury 10Y turun dari puncaknya dalam 16-tahun pada hari Selasa dan mencatat penurunan harian paling tajam sejak Agustus. Hal ini pastinya membuat rasa optimis para pelaku pasar akan tumbuh kembali dan membuat kinerja reksadana kedepan semakin positif. The Fed Kirim Sinyal Dovish. Kinerja Reksadana Kompak Positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan lanjutan penguatan sebesar +0,45% dan ditutup di level 6,992 pada hari Selasa (10/10). Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami lonjakan terbesar, yakni sektor infrastruktur +3,21%, lalu sektor material dasar +0,90% serta sektor consumer siklikal +0,57%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,87x. Walau IHSG mencatatkan penguatan, namun investor asing membukukan penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 234 miliar secara harian. Sehingga secara Year to Date (YTD) transaksi investor asing masih tercatat dengan total penjualan bersih (Net Sell) senilai Rp 5,39 triliun. Bank Indonesia (BI) menjelaskan, Kinerja penjualan eceran secara tahunan diperkirakan tetap kuat pada September 2023. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) September sebesar 200,2, atau tumbuh sebesar 1,0% (yoy). Namun secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 1,9% (mtm). Kinerja penjualan eceran pada mayoritas kelompok tercatat menurun, sementara kelompok barang budaya dan rekreasi tercatat membaik meski masih terkontraksi. Wall Street ditutup lanjutkan penguatan pada perdagangan hari Selasa (10/10). Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat sebesar +0,40% ke level 33,739. Indeks S&P 500 juga naik +0,52% ke level 4,358 dan indeks Nasdaq Composite juga terdorong +0,58% ke level 13,562. Harga minyak Brent menguat +2,91% ke 86,9 dolar AS per barel pada awal pekan. Hal ini dikarenakan pelaku pasar memperkirakan akan terganggunya distribusi minyak global akibat konflik di Timur Tengah sejak akhir pekan kemarin. Reuters merilis bahwa market sedang memperhatikan apakah ada keterlibatan Iran atau tidak sebagai produsen minyak mentah terbesar dalam konflik tersebut. Kinerja reksadana secara harian akhirnya kompak seluruhnya menguat. Seperti jenis reksadana saham yang mengalami penguatan sebesar +0,38%, diikuti reksadana campuran melaju sebanyak +0,15%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan tetap akhirnya menguat setelah tertekan berhari – hari sebesar di 0,31%. Kinerja reksadana secara harian pada (10/10) dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu setelah pidato anggota bank sentral, Federal Reserve pada FOMC meeting, Raphael Bostic mengatakan bahwa bank sentral AS tidak perlu lagi menaikkan suku bunga lebih lanjut. Dia melihat tidak ada resesi di masa depan. Imbal hasil US Treasury 10Y turun dari puncaknya dalam 16-tahun pada hari Selasa dan mencatat penurunan harian paling tajam sejak Agustus. Hal ini pastinya membuat rasa optimis para pelaku pasar akan tumbuh kembali dan membuat kinerja reksadana kedepan semakin positif. #InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow

Latest News

2 Des 2024

Updates

JCI Faces Though Month

28 Nov 2024

Updates

JCI is Expected to Rise
floating-whatsapp

Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?

Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang

logo
ojk
ojk

Newsletter

Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.

© 2024 PT Invesnow Principal Optima