26 Okt 2023
Updates
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan penguatan sebesar +0,41% dan ditutup di level 6,834 pada hari Rabu (25/10). Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami dorongan terbesar, yakni sektor keuangan +1,18%, lalu sektor transportasi dan logistik +1,01% serta sektor industirial +0,95%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,46x.
Namun penguatan IHSG masih tidak didukung oleh dana inflow dari investor asing, dimana foreign investor membukukan penjualan bersih bersih (Net Sell) sebesar Rp 243 miliar pada Rabu (25/10). Sehingga secara Year to Date (YTD) transaksi investor asing masih tercatat dengan total penjualan bersih (Net Sell) senilai Rp 9,67 triliun.
Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, masih akan menaikan suku bunga acuan (Federal Fund Rate/FFR) untuk mengantisipasi kenaikan bunga surat utangnya. Dalam hal ini, juga akan berpeluang diikuti oleh Bank Indonesoia yang dinilai perlu melakukan antisipasi kenaikan FFR untuk menjaga ketahanan nilai tukar rupiah dan inflasi.
Wall Street ditutup kompak melemah pada perdagangan hari Rabu (25/10). Dimana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah sebesar -0,32% ke level 33,035. Indeks S&P 500 juga ikut tertekan -1,43% ke level 4,186 dan indeks Nasdaq Composite juga terkoreksi cukup dalam sebesar -2,43% ke level 12,821.
Saat dunia belum selesai menghadapi dampak perang Rusia-Ukraina, ketegangan juga terjadi dengan adanya krisis geopolitik di Timur Tengah antara Israel-Palestina. Ketegangan politik tersebut mendorong kenaikan harga pada komoditas energi dan pangan. Hal tersebut memberikan efek domino terhadap kenaikan inflasi global hingga di Eropa dan Amerika Serikat. Kenaikan laju inflasi diantisipasi melalui kebijakan moneter termasuk di Amerika Serikat yang kemudian mendorong tetap tingginya suku bunga di global (higher for longer).
Kinerja reksadana secara harian ditutup bervariasi. Seperti jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan tipis sebesar -0,06%, diikuti reksadana campuran yang ikut terkoreksi -0,08%, sementara itu reksadana pasar uang diapresiasi sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan tetap yang akhirnya lanjutkan penguatan sebesar +0,32%.
Pergerakan dari kinerja Reksadana selama sepekan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu menguatnya IHSG yang didorong oleh sektor keuangan. Kemudian sempat turunnya imbal hasil SBN 10 tahun ke level 7,28% turut mendongkrak kinerja reksadana pendapatan tetap. Walau kenaikkan IHSG masih belum di dukung oleh inflow investor asing serta masih belum menguat nya kurs Rupiah terhadap Dollar, mengindasikan bahwa aset kelas berbasis ekuitas seperti reksadana saham dan campuran masih harus bersabar sambal menunggu momentum terbaik untuk masuk.
#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Latest News
18 Feb 2025
Updates
17 Feb 2025
Updates
14 Feb 2025
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
Berizin & diawasi oleh
Bagian dari:
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.