Domestik
Rangkuman IHSG pekan lalu menguat 0.62% secara point-to-point (ptp), melesat 4.03%
sebulan terakhir dan sudah naik 7.71% secara year-on-year/yoy. Begitupun dengan rupiah
yang sukses menguat 1.56% sepekan dan mengakhiri perdagangan Jumat kemarin di Rp
15.490/US$, menguat 1.27% di pasar spot. Dalam sebulan rupiah sudah mampu menguat
tipis 0.37% meskipun setahun terakhir, rupiah masih mencatatkan pelemahan hingga
8.7%.
Pada Selasa besok RI akan merilis data neraca dagang Oktober. Bank Indonesia
dijadwalkan akan merilis kebijakan moneter terbarunya pada Kamis (17/11/2022).
Konsensus analis Trading Economics memprediksikan bahwa BI akan menaikkan suku
bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) dan membawa tingkat suku bunga acuan naik
dari 4.75% menjadi 5%.
Langkah ini harus di ambil BI supaya untuk meminimalisir tekanan terhadap pasar
keuangan Tanah Air karena Fed diproyeksikan masih akan menaikkan suku bunga
acuannya hingga Maret 2023.
Internasional
Dari global yang harus di simak adalah data Indeks Harga Produsen (IHP) AS per Oktober
2022 yang akan dirilis pada hari Selasa waktu setempat. Data ini adalah data yang juga
dinantikan investor global karena bank sentral AS akan menggunakan data IHP sebagai
masukan sebelum memutuskan mengambil kebijakan moneter selanjutnya.
Pada Rabu (16/11), Kantor Statistik Nasional dijadwalkan akan merilis angka inflasi Inggris
per Oktober 2022. Konsensus analis Trading Economics memprediksikan inflasi akan
kembali meningkat ke 10.6% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 10.1%. Tak hanya
inflasi yang meningkat angka pengangguran diperkirakan mencapai 6.5% dalam dua tahun
ke depan. Selain itu ekonomi Inggris telah terkontraksi atau minus 0.2% pada kuartal III2022. Hal ini memberikan sinyak resesi di inggris akan benar-benar terjadi.
Sementara pada Kamis (17/11), EUROSTAT akan merilis angka inflasi Eropa per Oktober
2022. Konsensus analis Trading Economics juga memproyeksikan angka inflasi akan
kembali melonjak ke 10.7% dari sebelumnya di 9.9% secara tahunan.