Reksadana Campuran Rontok, Simak Pemicunya Berikut Ini

5 Jun 2023

Updates

Reksadana Campuran Rontok, Simak Pemicunya Berikut Ini
Secara mingguan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pelemahan sebesar -0,80% ke level 6633. Kinerja negatif IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami pelemahan terbesar selama sepekan, yaitu sektor industri sebesar -3,11%, sektor Industri dasar -2,69%, dan sektor properti sebesar -2,50%.  Secara YTD transaksi investor asing tercatat dengan total pembelian bersih senilai (Net Buy) Rp 20,58 triliun. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Mei 2023 bakal terus menurun. Sementara itu pemerintah menunda pungutan pajak progresif untuk ekspor produk olahan bijih nikel hingga indeks harga acuan nikel Indonesia rampung pada akhir 2023. Dari pasar Global, Wall Street ditutup kompak menguat pada perdagangan Rabu (31/05). Indeks Dow Jones Industrial Average menguat +2,12% ke 33762. Indeks S&P 500 juga menguat 1,45% di level 4282 dan Indeks Nasdaq Composite pun ikut menguat +1,07% ke 13240. Tingkat pertumbuhan pekerjaan (Non Farm Payrolls) AS secara tak terduga menambahkan 339 ribu pekerjaan pada Mei 2023, terbesar dalam empat bulan. Disisi lain, tingkat pengangguran (Unemployment Rate) di AS meningkat menjadi 3,7% pada Mei 2023, tertinggi sejak Oktober 2022 dan di atas ekspektasi pasar sebesar 3,5%.

Bagaimana dengan view Reksadana?
Kinerja reksadana rata-rata secara mingguan, terlihat jenis reksadana saham mengalami pelemahan secara rata-rata -0,35%, di sisi lain reksadana campuran juga melemah -0,75%, kemudian reksadana pasar uang yang menguat +0,08%, serta reksadana pendapatan tetap menguat cukup impresif sebesar +0,36%. Reksadana Campuran turun paling banyak dibandingkan dengan yang tipe saham di sepanjang pekan lalu, hal ini dikarenakan perubahan bobot MSCI telah membuat beberapa saham di konstituen reksadana manajer investasi menjadi tertekan. Sebut saja di sektor energi dan saham INKP yang di hari Jumat kemarin turun 5 persen. Kedepan transaksi harga saham akan berisiko, karena Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan auto rejection bawah (ARB) dengan batas maksimum 15% per 5 Juni 2023. Adapun pelaksanaan auto rejection simetris akan dimulai pada 4 September 2023. Secara umum, ringkasan analisa dari Fidelity Investment untuk bullish outlook ialah interest rate telah peaked, maka The Fed bisa saja akan muted untuk menaikkan suku bunga, akselerasi ekonomi masih positif untuk Emerging Market dan Earning bisa rebound berkelanjut di kuartal-IV 2023.

floating-whatsapp

Alamat Baru Invesnow

Sequis Tower Lt. 18 Unit 2A, 3, dan 5A
Jl. Jend. Sudirman No. 71
Kel. Senayan, Kec. Kebayoran Baru
Jakarta 12190
telp: 021 - 50924098

Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?

Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang

logo
ojk
ojk

Newsletter

Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.

© 2024 PT Invesnow Principal Optima