RDPT Berbasis Corporate Bond Menarik Untuk Diperhatikan

5 Mar 2024

Updates

RDPT Berbasis Corporate Bond Menarik Untuk Diperhatikan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan pelemahan sebesar -0,48% dan ditutup di level 7,276 pada perdagangan hari Senin (4/03). Sektor yang mengalami pelemahan terbesar yaitu sektor teknologi -2,66%, infrastruktur sebesar -0,72% serta sektor financials -0,67%. IHSG masih memiliki valuasi yang menarik dibanding dengan negara EM lainnya, dimana nilai Price Earning to Ratio (PER) bernilai 12,74x dan Price to Book Value (PBV) bernilai 2,15x.

Sejalan dengan pelemahan IHSG, foreign investor secara harian mencatatkan aksi jual bersih (net sell) yaitu senilai Rp 370 miliar. Sehingga posisi YTD (year to date) investor asing net buy dengan total senilai Rp 18,06 triliun.

Pemerintah telah meningkatkan target investasi menjadi Rp1.750 triliun pada tahun 2025, yang merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.650 triliun. Target pertumbuhan ekonomi dalam negeri untuk tahun depan diproyeksikan antara 5,3% hingga 5,6%, yang lebih tinggi dibandingkan target tahun 2024 sebesar 5,2%. Kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan jauh lebih baik dibandingkan dengan negara lain, seperti tercermin dari proyeksi lembaga internasional yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi dalam negeri antara 4,9% hingga 5,2% tahun ini. 

Wall Street pada hari Senin (4/03) ditutup mayoritas melemah. Dimana Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah -0,25% ke level 38,990. Indeks S&P 500 melemah -0,12% ke level 5,131 dan indeks Nasdaq Composite juga mengalami pelemahan sebesar -0,41% ke level 16,208.

Belanja pribadi (Personal Spending) di Amerika Serikat meningkat sebesar 0,2% dari bulan sebelumnya pada bulan Januari 2024, menandai perlambatan signifikan dari kenaikan sebesar 0,7% yang terlihat pada bulan Desember, dan sejalan dengan ekspektasi pasar. 

Kinerja reksadana secara harian mayoritas melemah. Seperti jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan sebesar -0,50%, diikuti reksadana campuran yang bergerak melemah sebesar -0,23%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,04% dan terakhir reksadana pendapatan tetap juga menguat +0,02%.

Investor asing masih terus melakukan aksi jual (Net Sell) pada obligasi bertenor panjang. Hal ini pastinya menekan pergerakan yield yang bisa berdampak negatif pada kinerja reksadana pendapatan tetap. Fakor kurs Rupiah yang bergerak melemah juga menjadi variabel pertimbangan Keputusan invetor asing di obligasi Indonesia. Dengan situasi saat ini, instrumen investasi seperti Corporate Bond bisa menjadi opsi yang baik untuk mendapatkan return yang optimal dengan risiko yang terbatas. Produk PNM Optima Bulanan dan Insight Renewable Energy Fund yang berisi underlying obligasi Perusahaan bisa menjadi pilihan menarik. Kedua Fund tersebut kinerjanya cukup stabil dan tidak begitu berpengaruh terhadap faktor ekstenal.


#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow

Disclaimer
Data-data di atas meru­pakan infor­masi terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam membeli/menjual pro­duk inves­tasi ter­ten­tu. Kepu­tu­san beli/jual ter­hadap instru­men inves­tasi sepenuh­nya dipegang oleh investor itu sendiri.

Latest News

12 Jun 2025

Updates

IHSG Solid Above 7200

4 Jun 2025

Updates

Will IHSG Stay Above 7000?
floating-whatsapp

Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?

Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang

logo
ojk
ojk

Newsletter

Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.

© 2025 PT Invesnow Principal Optima