Pelemahan Rupiah Menjadi Factor Risk di Reksadana

12 Okt 2023

Updates

Pelemahan Rupiah Menjadi Factor Risk di Reksadana

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatatkan kembali lanjutan penguatan sebesar +0,14% dan ditutup di level 6,931 pada hari Rabu (11/10). Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami lonjakan terbesar, yakni sektor properti dan real estate +1,08%, lalu sektor infrastrukur +3,50% serta sektor consumer siklikal +0,61%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,82x.


Walau IHSG mencatatkan penguatan, namun investor asing kembali membukukan penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 367 miliar secara harian. Sehingga secara Year to Date (YTD) transaksi investor asing masih tercatat dengan total penjualan bersih (Net Sell) senilai Rp 5,76 triliun.


Berdasarkan data kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI posisi nilai tukar rupiah adalah Rp 15.710 pada hari Rabu kemarin. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah saat ini terjadi karena adanya penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Namun pemerintah tetap berupaya menjaga fundamental perekonomian domestik.


Wall Street ditutup lanjutkan penguatan pada perdagangan hari Rabu (11/10). Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat sebesar +0,19% ke level 33,804. Indeks S&P 500 juga naik +0,43% ke level 4,376 dan indeks Nasdaq Composite juga terdorong +0,71% ke level 13,569.


Berdasarkan hasil FOMC Meeting, mayoritas pengambil kebijakan The Fed menilai bahwa satu kali kenaikan lagi pada suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan mendatang mungkin dinilai akan tepat, sementara beberapa anggota beranggapan bahwa suku bunga tidak diperlukan kenaikan lebih lanjut. Namun, semua anggota The Fed sepakat bahwa kebijakan harus tetap bersifat restriktif untuk beberapa waktu hingga inflasi turun secara berkelanjutan menjadi 2%.


Kinerja reksadana secara harian ditutup cenderung menguat pada hari Rabu (11/10). Seperti jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan tipis sebesar -0,03%, diikuti reksadana campuran yang menguat +0,23%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan tetap kembali lanjutkan penguatan sebesar di +0,33%.


Market Reksadana saat ini, sedang menunggu rilis data inflasi di AS, khususnya core inflation rate, inflation rate dan FOMC Minutes, yang dimana konsensus pasar menargetkan di level 4.1% untuk core inflation rate. Sementara untuk FOMC minutes arah kebijakan moneter akan melihat view The Fed apakah akan tetap mempertahankan suku bunga di level saat ini, atau menaikkan suku bunga 25bps. Jadi jika The Fed lebih dovish maka arah obligasi pemerintah akan menguat dalam durasi jangka pendek hingga setidaknya sampai akhir bulan, mengingat ID10yr sudah di level overbought sebelumnya. 


#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow

floating-whatsapp

Alamat Baru Invesnow

Sequis Tower Lt. 18 Unit 2A, 3, dan 5A
Jl. Jend. Sudirman No. 71
Kel. Senayan, Kec. Kebayoran Baru
Jakarta 12190
telp: 021 - 50924098

Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?

Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang

logo
ojk
ojk

Newsletter

Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.

© 2024 PT Invesnow Principal Optima