17 Okt 2023
Updates
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian mencatat penurunan 0.44%, dan kembali berada di bawah 6,900. Beberapa sektor yang menekan IHSG, diantaranya yakni: sektor Properti, Transportasi dan Cyclical yang masing-masing turun 1.5%, 1% dan 0.9%. Investor asing secara mingguan tercatat membukukan beli bersih sebesar Rp 55 miliar.
Market masih menunggu rapat Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan, pelaku Pasar meyakini Bank Indonesia masih akan menahan suku bunga acuannya di level 5.75% pada rapat tengah pekan ini. Namun, tekanan masih terjadi di pasar keuangan dengan nilai tukar Rupiah yang melemah diatas 15,700/USD.
Kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS), pada pekan lalu bergerak positif pada (16/10), Dow Jones naik +1% dan ditutup di level 33,984, S&P 500 menguat +1.06% ke level 4,373 dan Nasdaq terapresiasi +1.2% ke level 13,567.
Pelaku pasar masih menunggu rilis laporan keuangan, dengan sedikit optimisme bahwa laporan keuangan di emiten di AS akan membaik secara pertumbuhan QoQ. Di sisi lain, dikutip dari CNBC Internasional, imbal hasil Treasury 10-tahun masih lebih rendah 10 basis poin dibandingkan nilai tertinggi 16-tahun di awal bulan. Saham-saham berkapitalisasi kecil juga menguat pada hari Senin, dengan Russell 2000 naik 1,6%.
Performa reksadana terutama pendapatan tetap, dalam perubahan harian secara rata-rata berhasil naik +0.25%, disusul oleh pasar uang +0.01%. Kinerja IHSG yang masih naik turun, dan gagal bertahan di atas level 6,900 membuat kinerja reksadana saham dan campuran tertekan secara harian.
Pergerakan Yield obligasi 10yr, secara harian baik di Indonesia dan AS bergerak turun, hal ini telah memberikan ruang penguatan secara harga bagi return reksadana pendapatan berbasis obligasi pemerintah, dengan spread antara ID-AS berjarak 212bps.
Namun nilai tukar IDR/USD, ekspektasi inflasi yang masih tinggi diyakini masih akan memberikan tekanan pada pergerakan Yield dalam sepekan mendatang. Market masih akan menunggu hasil data pertumbuhan PDB ekonomi China, yang diprediksi akan bertumbuh 1%/QoQ, dengan +4.4%/YoY.
Faktor penggerak obligasi UST-10yr ialah, efek perang Israel-Hamas yang meluas, hal ini menyebabkan, Imbal hasil pada obligasi pemerintah bertenor 10-tahun naik lebih tinggi dari 4,7%, sementara imbal hasil pada obligasi bertenor 30-tahun naik lebih dari empat basis poin, yang menyebabkan kurva imbal hasil semakin curam.
#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Latest News
2 Des 2024
Updates
29 Nov 2024
Updates
28 Nov 2024
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
Berizin & diawasi oleh
Bagian dari:
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.