Walau diakhir pekan ditutup koreksi, namun secara mingguan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan sebesar +0.82% ke level 6,716. Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami kenaikan terbesar, yakni sektor energi sebesar +4,58%, sektor siklikal sebesar +4,49% dan sektor dasar sebesar +3,32%. Saat ini IHSG masih ditradingkan dengan valuasi relatif menarik, yakni di Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,25x dengan nilai Market Price Book Value (PBV) sebesar 1,85x.

Investor asing kembali membukukan pembelian bersih tipis (Net Buy) sebesar Rp 38 miliar pada perdagangan Jumat (07/07). Sehingga secara YTD transaksi investor asing masih tercatat dengan total pembelian bersih senilai (Net Buy) Rp 16,83 triliun.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 tetap tinggi sebesar 137,5 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2023 sebesar 139,3 miliar dolar AS. Disisi lain, angka inflasi Indonesia yang mulai melandai diprediksi akan berdampak positif bagi kinerja sektor properti di semester II 2023. Inflasi yang rendah biasanya akan mendorong tingkat suku bunga mengalami penurunan.

Wall Street kembali kompak ditutup melemah pada perdagangan hari Jumat (07/07). Indeks Dow Jones Industrial Average melemah sebesar -0,55% ke level 33,737. Indeks S&P 500 -0,29% ke level 4,398 dan Indeks Nasdaq Composite -0,13% ke level 13,660.

Ekonomi AS menambahkan 209 ribu pekerjaan pada Juni 2023, menyusul 306 ribu yang direvisi turun pada bulan Mei, dan di bawah perkiraan pasar 225 ribu. Ini adalah pembacaan terendah sejak Desember 2020, tetapi tetap lebih dari dua kali lipat dari 70K-100K yang dibutuhkan per bulan untuk mengimbangi pertumbuhan populasi usia kerja.

Laju pertumbuhan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) dilaporkan melambat lebih dari yang diperkirakan pada Juni setelah melonjak pada bulan sebelumnya. Meski demikian, kondisi pasar tenaga kerja masih ketat karena tingkat pengangguran turun dari level tertinggi tujuh bulan dan kenaikan upah yang berkelanjutan.

Bagaimana dengan View Reksadana?

Kinerja reksadana secara mingguan rata- rata mengalami penguatan sejalan dengan kenaikkan IHSG, seperti jenis reksadana saham yang mengalami penguatan cukup signifikan sebesar +0,80%, diikuti reksadana campuran yang juga ikut menguat cukup impresif sebesar 0,96%, sementara itu reksadana pasar uang menguat sebesar +0,10% dan terakhir reksadana pendapatan mengalami tekenan tipis sebesar -0,01%.

Kinerja reksadana selama sepekan bisa dikatakan cukup bagus. Walau pada akhir perdangangan ditutup koreksi, namun investor asing masih dalam posisi pembelian bersih sebesar Rp 593 miliar selama sepekan. Saham yang dibeli juga merupakan saham penting penggerak IHSG, seperti ASII 55 miliar, TLKM 40 miliar dan BBRI 38 miliar. Dengan posisi ini investor bisa terus memperhatikan reksadana campuran yang bisa memberikan imbal hasil yang menarik hingga akhir kuartal tiga.