12 Des 2023
Updates
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian tercatat melemah sebesar -0,99% dan ditutup di level 7,088 pada hari Senin (11/12). Sektor yang mengalami pelemahan terbesar, yaitu sektor teknologi -7,27%, sektor infrastruktur -3,38% serta sektor transportasi dan logistik -2,91%. Saat ini IHSG masih relatif memiliki valuasi yang menarik dibanding dengan negara lainnya, dimana nilai Price Earning to Ratio (PER) bernilai 12,75x dan Price to Book Value (PBV) bernilai 1,82x.
Sejalan dengan melemahnya IHSG, posisi foreign investor kembali mencatatkan penjualan bersih (net sell) atau ouflow sebanyak Rp 627 miliar pada perdagangan hari Senin (11/12). Sehingga secara Year to Date (YTD) investor asing masih mencatatkan posisi net sell dengan total senilai Rp 15,35 triliun.
Sektor keuangan khususnya bank-bank digital mulai kembali terapresiasi, ditengah potensi suku bunga yang mulai akan di cut tahun depan, beberapa valuasi terlihat cukup menarik, seperti bank Jago (ARTO), Bank Allo (BBHI), Bank Neo Commerce, masing-masing dengan PBV (6.2x/4.72x/1.65x).
Wall Street ditutup kembali kompak menguat pada perdagangan hari Senin (11/12). Dimana Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat sebesar +0,43% ke level 36,404. Indeks S&P 500 bertambah +0,39% ke level 4,622 dan indeks Nasdaq Composite juga naik +0,20% ke level 14,432.
Yield obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun naik tipis kelevel 4,25% pada hari Senin (11/12), menahan rebound lebih dari 10bps dari sesi sebelumnya yang menguat dari imbal hasil Treasury jangka panjang dari posisi terendah sejak tiga bulan, karena pasar menunggu FOMC meeting The Fed pada pekan ini. Market melihat, Tingkat labor participant masih cukup kuat di 2024, meskipun inflasi dari sisi barang yang mulai terkendali. Atas dasar ini, muncul pertanyaan major central bank apakah mulai cut rate di 1H-24 atau di 2H-24?
Kinerja reksadana secara harian bergerak cenderung melemah pada Senin (11/12). Seperti jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan sebanyak -1%, diikuti reksadana campuran yang juga tertekan -0,95%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,04% dan terakhir reksadana pendapatan tetap kehilangan sebesar -0,11%.
Jika kita melihat data, maka tingkat inflasi diberbagai negara didunia sudah mulai menujukkan penurunan. Di negara maju seperti AS, Inggris, dan Eropa tingkat inflasi sudah hampir menyentuh dibawah 5%. Turunnya inflasi disebabkan oleh beberapa hal seperti: turunnya harga komoditas dan melemahnya daya beli akibat agresifnya kenaikkan tingkat suku bunga. Pelaku pasar beranggapan tingkat suku bunga saat ini sudah berada dilevel puncak tertingginya. Hal ini bisa dilihat bahwa bahwa bank sentral kompak menahan tingkat suku bunga. Tentunya hal ini kedepannya akan berdampak positif terhadap kinerja reksadana.
#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Latest News
8 Jul 2025
Updates
7 Jul 2025
Updates
4 Jul 2025
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.