12 Jun 2023
Updates
Secara mingguan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat sebesar +0,92% ke level 6,694. Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami penguatan terbesar, yaitu sektor properti & real estate sebesar +1,25%, sektor teknologi sebesar +1,22% serta sektor konsumer siklikal sebesar 1,14%. Saat ini IHSG ditradingkan masih dengan valuasi relatif murah, yakni di PER 13,21x dengan nilai Market PBV 1,72x. Investor asing membukukan penjualan bersih (Net Sell) sebesar Rp 287 miliar pada perdagangan Jumat (09/06). Namun, secara YTD transaksi investor asing masih tercatat dengan total pembelian bersih senilai (Net Buy) Rp 20,37 triliun. Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengumumkan peraturan baru, yaitu penghuni saham Papan Pemantauan Khusus. Adapun untuk tahap pertama ini akan menggunakan skema hybrid call auction. Selain itu, Pemerintah akan mewajibkan perusahaan eksportir komoditas dan produk turunannya untuk menempatkan 30% pendapatan atas setiap dokumen ekspor senilai di atas 250 ribu dolar AS selama 3 bulan ke bank dalam negeri.
Dari pasar global, Wall Street ditutup kompak menguat pada perdagangan Jumat (09/06) kemarin. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat +0,13% ke 33876. Indeks S&P 500 juga menguat +0,11% di level 4298 dan Indeks Nasdaq Composite menguat +0,16% ke 13259. Investor global pada pekan ini fokus pada data harga konsumen dan meeting FOMC (Federal Open Market Committee). Dalam hasil riset, lebih dari 71% pelaku pasar memprediksi bahwa kemungkinan bank sentral The Fed akan menahan kenaikkan suku bunga pada pekan ini. Eropa resmi memasuki resesi usai produk domestik bruto (PDB) di kawasan negara pengguna euro itu tercatat turun 0,1 persen pada kuartal pertama 2023. Ini melanjutkan kontraksi pada kuartal keempat 2022, yang juga minus 0,1 persen. Penyebab resesi ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu angka belanja konsumen yang masih rendah, inflasi yang tinggi serta kenaikkan tingkat suku bunga.
Bagaimana dengan view Reksadana?
Kinerja reksadana secara
mingguan secara rata-rata cukup atraktif, seperti jenis reksadana saham yang mengalami
penguatan besar yaitu sebesar +2,21%, diikuti reksadana
campuran yang naik +1,63%, kemudian reksadana pasar uang bertambah +0,10%, dan
terakhir reksadana pendapatan mengalami tekanan sebesar +0,11%. Dengan resminya
Eropa memasuki jurang resesi, ditambah faktor pada pekan ini The Fed akan
mengadakan pertemuan untuk membahas tentang tingkat suku, maka diprediksi pasar
valuta asing, pasar obligasi dan pasar saham akan bergerak volatile.
Maka dari itu investor reksadana
Invesnow tidak perlu panik. Investor bisa mengalokasikan jenis investasinya ke
produk reksadana pendapatan tetap dengan tenor pendek agar bisa meredam
volatilitas market, namun masih bisa mendapatkan return yang
menarik.
Latest News
13 Sep 2024
Updates
12 Sep 2024
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
Berizin & diawasi oleh
Bagian dari:
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.