6 Nov 2023
Updates
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara mingguan mencatatkan penguatan sebesar +0,44% dan ditutup di level 6,788 pada hari Jumat (03/11). Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami rally terbesar, yakni sektor teknologi +5,54%, lalu sektor properti +1,90% serta sektor finansial +1,35%. Saat ini IHSG masih ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 12,98x serta Price Book Value (PBV) sebesar 2,08x.
Walau IHSG menguat, namun outflow dari investor asing masih terus terjadi, dimana foreign investor membukukan penjualan bersih bersih (Net Sell) sebesar Rp 2,16 triliun selama sepekan. Sehingga secara Year to Date (YTD) transaksi investor asing masih tercatat dengan total penjualan bersih (Net Sell) senilai Rp 14,14 triliun.
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, kondisi penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menyebabkan terjadinya pelemahan mata uang di berbagai sejumlah negara, termasuk nilai tukar Rupiah. Meski demikian, stabilitas nilai tukar Rupian tetap terjaga. Bahkan, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada 27 Oktober 2023 berada di level 106,56 atau menguat 2,93% YTD.
Wall Street kembali ditutup kompak menguat pada perdagangan hari Jumat (03/11). Dimana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat sebesar +0,66% ke level 34,061. Indeks S&P 500 juga ikut rally +0,94% ke level 4,358 dan indeks Nasdaq Composite juga bertambah sebesar +1,38% ke level 13,478.
Perekonomian AS menambah 150 ribu pekerjaan (Non-Farm Payrolls) pada bulan Oktober 2023, sekitar setengah dari 297 ribu pekerjaan yang direvisi turun pada bulan September, dan di bawah perkiraan pasar sebesar 180 ribu. Sedangkan, jumlah lowongan pekerjaan (Job Offers) meningkat 56.000 dari bulan sebelumnya menjadi 9,55 juta pada September 2023, mencapai level tertinggi dalam empat bulan dan melampaui konsensus pasar sebesar 9,25 juta.
Kinerja reksadana secara mingguan ditutup bervariasi. Seperti jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan sebesar -0,52%, diikuti reksadana campuran yang juga ikut terkoreksi -0,30%, sementara itu reksadana pasar uang diapresiasi sebesar +0,09% dan terakhir reksadana pendapatan tetap yang lanjutkan penguatan sebesar +0,84%.
Pergerakan dari kinerja selama sepekan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dari eksternal global, data ketenagakerjaan seperti Non-Farm Payrolls, Job Offers serta Unemployment rate yang hasil tidak sesuai dengan analisis konsensus membuat katalis positif bagi pasar saham dan pasar obligasi. Dimana yield UST 10Y terkoreksi cukup dalam dan ditutup di level 4,57% pada akhir pekan. IHSG juga selama dua hari perdagangan menjelang akhir pekan di tutup positif, walau belum mampu membawa kinerja reksadana saham secara mingguan ditutup dilevel positif. Dengan diprediksinya indeks US Dollar (DXY) terus mengalami pelemahan, maka hal ini bisa menjadi momentum yang baik bagi reksadana pendapatan tetap dan campuran.
#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Latest News
22 Jan 2025
Updates
21 Jan 2025
Updates
20 Jan 2025
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
Berizin & diawasi oleh
Bagian dari:
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.