4 Sep 2023
Updates
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mencatatkan penguatan sebesar +1.19% ke level 6,977 pada perdagangan hari Jumat (01/09). Penguatan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami penguatan terbesar, yakni sektor basic sebesar +3,66%, lalu sektor infrastruktur sebesar +2,93% serta sektor teknologi sebesar +2,81%. Saat ini IHSG ditradingkan kembali dengan valuasi menarik, Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,62x dan nilai Market Price Book Value (PBV) sebesar 1,93x.
Investor asing membukukan pembelian bersih (Net Buy) sebesar Rp 504 miliar pada perdagangan diakhir pekan (01/09). Jadi secara YTD transaksi investor asing masih tercatat dengan total penjualan bersih (Net Sell) senilai Rp 675 miliar.
Inflasi pada Agustus 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2023 tercatat deflasi sebesar 0,02% (mtm), sehingga secara tahunan mengalami inflasi 3,27% (yoy). Sementara perkembangan nilai tukar, kurs Rupiah hingga akhir pekan, antara lain: Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.215 per dolar AS, Indeks US Dollar (DXY) melemah ke level 103,62 dan Yield UST (US Treasury) 10 tahun turun ke level 4,108%. Sementara itu, Premi CDS Indonesia 5 tahun per 31 Agustus 2023 sebesar 80,21 bps, turun dibandingkan per 25 Agustus 2023 sebesar 84,63 bps.
Wall Street ditutup cenderung menguat pada perdagangan akhir pekan dihari Jumat (01/09). Dimana indeks Dow Jones Industrial Average menguat sebesar +0,33% ke level 34,837. Indeks S&P 500 juga ikut menguat sebesar +0,18% ke level 4,515. Namun indeks Nasdaq Composite melemah tipis sebesar -0,02% ke level 14,031.
PMI Manufaktur AS (Business Confidence) naik menjadi 47,6 pada Agustus 2023 dari bulan sebelumnya sebesar 46,4, sedikit melebihi konsensus pasar sebesar 47,0. Namun, angka ini masih menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian di sektor manufaktur telah mengalami kontraksi selama sepuluh bulan berturut-turut. Disisi lain, PMI Manufaktur Umum Caixin Tiongkok tumbuh menjadi 51,0 pada Agustus 2023 dari 49,2 pada Juli 2023, mengalahkan estimasi pasar sebesar 49,3. Ini merupakan laju ekspansi aktivitas pabrik terkuat sejak bulan Februari 2023.
Kinerja reksadana secara mingguan ditutup kompak menguat pada perdagangan selama sepekan, seperti jenis reksadana saham yang mengalami penguatan sebesar +0,82%, diikuti reksadana campuran yang juga ikut menguat sebesar +0,80%, sementara itu reksadana pasar uang menguat sebesar +0,07% dan terakhir reksadana pendapatan kembali menguat sebesar +0,53%. Kinerja reksadana selama sepekan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: data ekonomi yang diluar eksptekasi pelaku pasar, bahkan cenderung kurang baik, seperti masih rendahnya data Non-Farm Payrolls dan Job Offers sertaaktifitasi manufaktur yang masih dibawah leve ekspansi akan membuat The Fed kembali berfikir untuk menaikkan tingkat suku bunga. Kontraksi yang ditimbulkan oleh kebijakan pengetatan likuiditas pastinya tidak akan terus dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed yang bisa memperparah kondisi ekonomi.
#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Latest News
18 Feb 2025
Updates
17 Feb 2025
Updates
14 Feb 2025
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
Berizin & diawasi oleh
Bagian dari:
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.