Bank Indonesia Tahan Suku Bunga, Inggris Terancam Resesi
Secara harian Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan sebesar -0.75% ke level
6,652. Pelemahan IHSG didorong oleh tiga sektor yang mengalami penurunan
terbesar, yaitu sektor teknologi -2,07%, sektor infrastruktur -1,06% dan sektor
konsumer non-siklikal -0,89%. Saat ini IHSG masih ditradingkan dengan valuasi
relatif menarik, yakni di Price Earning Ratio (PER) 13,18x dengan nilai Market
Price Book Value (PBV) 1,71x. Investor asing kembali membukukan penjualan
bersih (Net Sell) tipis sebesar Rp 163 miliar pada perdagangan Kamis (22/06).
Namun, secara YTD transaksi investor asing masih tercatat dengan total
pembelian bersih senilai (Net Buy) Rp 16,70 triliun. Rapat Dewan Gubernur (RDG)
Bank Indonesia (BI) pada 21-22 Juni 2023 memutuskan untuk mempertahankan lagi
suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) sebesar 5,75%. Demikian
pula suku bunga deposit facility sebesar 5% dan suku bunga lending facility
sebesar 6,5%. Dari pasar global, Wall Street kembali ditutup bervariasi pada
perdagangan hari Kamis (22/06). Indeks Dow Jones Industrial Average melemah
sebesar -0,01% ke 33,946. Namun Indeks S&P 500 menguat sebesar +0,37% ke
level 4,381 dan Indeks Nasdaq Composite bertambah +1,95% ke 13,630. Jumlah
masyarakat yang mengajukan tunjangan atau klaim pengangguran di Amerika Serikat
(AS) untuk pertama kalinya tetap stabil di level tertinggi selama kurun waktu
20 bulan pada pekan lalu. Angka ini tertinggi untuk ketiga pekan berturut-turut
yang mungkin merupakan indikasi awal penurunan pasar tenaga kerja AS di tengah
pengetatan kredit agresif oleh bank sentral Federal Reserve (The Fed).
Bagaimana dengan view
Reksadana?
Kinerja reksadana harian
secara rata-rata mengalami pelemahan sejalan dengan penurunan IHSG, seperti
jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan sebesar -0,59%, diikuti
reksadana campuran yang juga melemah sebesar -0,18%, kemudian disusul reksadana
pasar uang menguat sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan juga ikut
melemah tipis sebesar -0,04%. Industri reksadana kembali mendapat tekanan
global. Setelah Eropa dan Selandia Baru resmi masuk ke jurang resesi, kini
ekonomi Inggris sedang menuju resesi, kekhawatiran meningkat tajam pada Kamis
(22/6) setelah bank sentral Inggris (BoE) menaikkan biaya pinjaman lebih dari
yang diantisipasi oleh pelaku pasar. Dengan begitu tekanan dari pasar global
ikut berpengaruh juga menekan pasar finansial Indonesia. Hal ini berpotensi
karena turunnya demand global akibat lambatnya pertumbuhan ekonomi, investor
yang lebih melirik pasar uang karena tingginya tawaran yield hingga tekanan
kurs Rupiah.
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.